blog ini untuk siapa saja

Programming TV

Selasa, 10 Februari 2009

TV Station’s Programming

Televisi Komersial
Karena TV Komersial harus responsif terhadap kebutuhan pemasang iklan; maka seluruh elemen kesuksesan diukur dari jumlah pemirsa yang mampu diraih. Tetapi terkadang ada juga tujuan-tujuan sosial (altruistic) dikedepankan oleh stasiun televisi komersial.

Tujuan Programing
Ada beberapa tujuan untuk setiap program televisi:
Jangkauan Pemirsa yang sebesar mungkin
Target audience yang spesifik
Prestige
Penghargaan
Kepentingan lokal ataupun nasional

Jangkauan Pemirsa yang sebesar mungkin:
Televisi adalah media massa dan sejauh ini telah menjadi sarana pemenuhan “waktu luang” sebuah bangsa.
Ini juga telah menjadi alat pemasaran yang efektif. Sebuah perusahaan menghabiskan ratusan juta hingga milyar rupiah untuk “merangsang” kebutuhan pemirsa terhadap produk-produk yang dijajakan.
Untuk itu, tujuan dari hampir seluruh program adalah menarik sebanyak mungkin pemirsa. Makin banyak pemirsa, makin tinggi rate (nilai) slot iklan, makin tinggi pendapatan, makin tinggi keuntungan. Singkatnya tidak ada pemirsa, tidak ada iklan, tidak ada keuntungan, tidak ada penyiaran.

Target audience yang spesifik:
Sebenarnya para broadcaster atau pengiklan lebih tertarik untuk meraih segmen pemirsa yang terbatas ketimbang jangkauan yang sangat luas.
Sebagai contoh: sebuah produsen mobil mewah memiliki target audience untuk iklannya adalah laki-laki; dari kelompok SES A + . Tujuan pemasaran iklan ini mungkin lebih tepat melalui acara “Turnamen Golf” ketimbang drama komedi yang pemirsa utamanya adalah perempuan dan anak-anak.
Dalam konteks ini memang para broadcaster harus sangat hati-hati dalam mengatur jadwal program untuk tujuan-tujuan khusus para sponsor. Karena secara demografis, fokus yang kelewat ketat secara substansial mempunyai resiko mengurangi jumlah pemirsa.


Prestige

Terkadang broadcaster dari TV Komersial juga mempunyai keinginan untuk mengetengahkan program-program untuk menaikkan prestise stasiun TV itu sendiri. Program acara dokumenter, konser musik tradisional, pertunjukkan teater yang berkualitas, cenderung memiliki penonton yang relatif kecil tetapi biasanya mendapatkan review yang apresiatif dari banyak pihak.

Beberapa broadcaster menganggap ini merupakan kewajiban social mereka, tetapi banyak juga karena alasan-alasan praktis dalam rangka public relation. Terlepas dari beragam motivasi dibelakangnya; hal ini jarang dilakukan tetapi diterima sebagai tambahan dalam jadwal siaran.

Penghargaan
Penghargaan-penghargaan dianugerahkan pada program-program yang mempunyai tingkat pencapaian yang “excellence”. Para broadcaster yang ditugasi secara khusus dalam produksi-produksi yang prestisius biasanya juga selalu mencari pengakuan yang berbentuk penghargaan.
Penghargaan ini merupakan bagian tidak terpisah dari tujuan untuk menaikkan “status” dari stasiun TV yang bersangkutan.

Kepentingan lokal ataupun nasional
Setiap pasar mempunyai perhatian terhadap apa yang terjadi di wilayahnya. Tanggungjawab broadcaster adalah mempersembahkan program yang ditujukan untuk mengangkat masalah-masalah di wilayah tersebut. Kadang ini sebuah kebijakan sosial dari perusahaan, tapi terkadang ini memang sebuah kebutuhan.

Ketika terjadi bencana alam, seperti banjir atau gempa bumi menghantam satu wilayah, media memiliki kewajiban untuk memberikan sebanyak mungkin informasi dan bantuan kepada anggota masyarakat sebisa mungkin.

Hal ini hanya kadang-kadang terjadi tetapi dari awal harus dijadikan bagian dari tidak terpisahkan dari tujuan media penyiaran itu sendiri.

Mendekati Pemirsa

Setelah para perancang program berhasil mengidentifikasi beberapa tujuan; mereka harus memilih cara bagaimana pemirsa dapat diraih. Ada 2 bentuk dasar yang kemudian harus dipilih: Information and Entertainment!

Information:
1. Current up-to-date report of events (hard news)
2. Combination of facts, gossip, and opinion (soft news)

Entertainment:
1. Music
2. Comedy
3. Drama


Hard News

Dari tahun ke tahun hasil-hasil penelitian atau survey menunjukkan bahwa TV semakin diandalkan masyarakat sebagai sumber berita. Dan medium ini semakin disukai dan dipercaya terutama ketika pemirsa mengikuti berita-berita yang bermuatan konflik. Banyak Stasiun TV kemudian menginvestaikan modal dan waktunya untuk menyediakan pelayanan berita yang komprehensif.

Contoh:
Bagaiamana siaran berita TV menjadi sumber penting ketika terjadi peristiwa Mei 1998 (naik sekitar 11 % pendapatan iklannya ketika media lain mengalami penurunan).


Soft News
Umat manusia selalu punya kecenderungan serba ingin tahu. Ingin tahu apa yang terjadi pada orang lain atau apa yang terjadi dalam diri mereka sendiri. Programmer yang baik selalu memanfaatkan rasa ingin tahu ini untuk memperbesar pemirsanya. Talkshow, gossip show, magazine show, dibuat memang untuk melayani kebutuhan informasi, ringan, dan sedikit menghibur.


Entertainment

Drama
Kebanyakan drama televis sebenarnya terdiri dari rumusan tiga hal: sex, money dan kekuasaan. Ini rumusan konvensional tetapi masih tetap efektif hingga kini; pembaruan mungkin hanya pada struktur bercerita, tata sinematografi, editing, artistik dan fashion.

Comedy
Acara komedi dibutuhkan pemirsa dalam rangka “lari” dari situasi-situasi tegang, jenuh dan semacam sarana relaksasi. Acara komedi yang paling sering digunakan oleh dunia pertelevisian adalah sitcom (komedi situasi). Beberapa karakter utama ditempatkan pada situasi-situasi berbeda, meresponnya, menciptakan peristiwa “lucu” sehingga keseluruhan cerita dapat berjalan dengan mulus.

Music
Musik adalah bahasa dunia dan fundamental dalam kehidupan. Jadi siapapun pemirsa anda, pasti musik merupakan bagian dari hidup mereka.


Dua Bentuk Dasar Programming

Semua program, terlepas dari tujuan dan kebutuhan masing-masing; pada dasarnya dibagi dalam 2 kategori bentuk:

Format-dominant
Konsep dari pertunjukkan adalah kunci suksesnya; para pengisi acara dipilih berdasarkan kebutuhan dari ide dasar acara tersebut.

Contoh:
Contoh klasik dari format-dominat ini adalah seri televisi “Hercules”. Cerita dikembangkan untuk mempertunjukkan kemampuan fisik yang luar biasa ketimbang “kekuatan” karakter di dalam pribadi tersebut. Oleh karena itu peran yang dibutuhkan adalah bintang yang atletis.

Terkadang sebuah acara dimulai dengan konsep format-dominant; tetapi kemudian waktu demi waktu berkembang menjadi star-dominat karena kemampuan sang bintang memasukkan “sentuhan pribadinya” ke dalam acara. Contoh Famili 100


Star-dominant
Bintang pengisi acara adalah kunci sukses; format disusun atau didesain sedemikian rupa berdasarkan keterampilan dan personalitas dari bintang utamanya.

Contoh:
Cosby Show, Rosseane, Oprah Winfrey Show, dll





Pengembangan Program

Sukses dari banyak stasiun televisi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas dari program-programnya. Tidak ada satu metode tunggal dalam rangka pengembangan show atau series di televisi, tetapi ada semacam tradisi yang kemudian menjadi kebiasaan dalam industri ini.

Program Televisi tumbuh dari berbagai sumber ide yang fantastis seperti: peristiwa-peristiwa dalam berita, isu-isu social, kepribadian seseorang, hubungan dalam keluarga, fashion dan trends, buku, mainan atau imajinasi seorang penulis.

Ada perjalanan panjang. Mulai dari ide mulai dihasilkan hingga program itu diproduksi; dan hanya ide yang benar-benar punya nilai lebih dan teruji kemudian dikembangkan lebih lanjut. Terkadang ini membutuhkan waktu dan uang yang besar sebelum ide tersebut benar-benar punya nilai jual.

Beberapa ide dihasilkan dan dikembangkan dari dalam organisasi sendiri, tetapi ada juga yang disumbangkan oleh orang dalam maupun orang luar. Tetapi pengembangang selalu dilakukan oleh production house di luar.


Treatment & Scripts

Setelah ide dibahas dan dikembangkan sedemikian rupa, maka kelanjutannya harus ditulis sesuai dengan kebutuhan sebuah produksi audio visual.

Treatment
Adalah garis besar script yang memperlihatkan plot scene demi scene; menyediakan informasi yang cukup mengenai kepribadian karakter, interaksi antara karakter dan semua hal yang menunjukkan production look-nya, budget kasar termasuk anggaran set, lokasi, kostum, special effects dan lain-lain. Treatment ini juga termasuk beberapa contoh dialog di dalamnya.

Script
Script merupakan bentuk lebih lengkap dari treatment; memperlihatkan breakdown scene demi scene, perintah di atas panggung, dan semua dialog yang ada.


Departemen Program

1. Local Acquisition
2. Foreign Acquisition
3. In House Production


Program Informasi

Kebanyakan program-program informasi seperti news, magazine show, talkshow dan dokumenter diproduksi sendiri (in house production) oleh divisi news sebuah stasiun televisi.

Ide untuk berbagai program ini biasanya datang dari :
1. eksekutif divisi news
2. program development executive
3. producer

Biasanya ide ini secara teoritis merupakan hasil diskusi diantara orang news sendiri. Mereka membuat garis besarnya. Kemudian ada yang bertugas membuat semacam proposal yang lebih lengkap termasuk budget. Terakhir ide tersebut kemudian dipresentasikan pada atasan yang lebih tinggi (yang bertugas mengontrol budget dan penggunaan air time). Setelah menerima approval barulah program tersebut dapat diproduksi.


Program Scheduling

Untuk mengembangkan master plan ini terkait langsung dengan potitioning dari stasiun TV yang bersangkutan. Ini akan menjadi dasar pengembangan schedule program bulanan atau 3 bulanan.

Pilihan program dan time slot sangat tergantung pada hal-hal berikut ini:
Pola dan Kebiasaan Menonton
Program pesaing di stasiun TV lain; pada waktu yang sama
Rating
Riset kualitatif (suka atau tidak suka, genre, dll)
Tujuan program


Prime Time Scheduling Strategies

Lead Off
Hampir semua pengatur jadwal program selalu menggunakan strategi ini, yakni sejak siaran malam selalu dibuka dengan program yang kuat. Pertunjukkan prime time yang awal sangat menentukan situasi malam keseluruhan. Bisa menang atau kalah secara keseluruhan di malam itu.

Lead in
Hampir mirip dengan Lead off; tetapi strategi ini menempatkan program yang kuat (misalnya sinetron) sebelum program yang lemah atau berita. Diharapkan program yang kuat ini mampu membawa pemirsa sampai pada program berikutnya.

Hammocking
Penempatan sebuah acara yang sangat populer di antara 2 acara baru dan kurang popular sehingga menciptakan alur tontonan (audience flow).

Blocking
Membuat blocking program; artinya menempatkan sebuah program baru diantara satu kumpulan drama atau sitcom yang sudah lebih dulu dikenal untuk memenuhi satu malam tertentu. Teorinya kalau pemirsa sudah nyaman dengan satu drama atau sitcom; dia akan terus nyaman dengan drama atau sitcom berikutnya.

Tent Polling
Merupakan alternatif dari hammock. Setiap stasiun focus pada satu sentral, yakni menayangkan show yang kuat di satu malam yang lemah. Acara ini diharapkan mampu menjadi jangkar untuk acara sebelum dan sesudahnya.

Bridging
Strategi ini tidak biasa digunakan oleh stasiun TV. Ada dua jenis bridging:

Yang pertama adalah menggunakan program yang durasinya panjang (1 sampai 1,5 jam) mulai dari sore hingga masuk ke jam prime time. Strategi ini riskan karena strategi Lead of yang terbukti lebih efektif.

Yang kedua adalah menempatkan program pada jam-jam yang tidak biasa; sehingga melewati jam mulai dan jam akhir program di stasiun lain. Ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan langsung antara program.

Counterprogramming
Program dijadwalkan untuk seluruh pemirsa yang juga menjadi target dari kompetitor; sehingga harus sangat kuat dan ada sesuatu yang lain yang ditawarkan program kita dibandingkan program sejenis di stasiun lain. Banyaknya jumlah program yang kompetitif membuat strategi ini kurang efektif.

Stunting
Ini termasuk penjadwalan khusus, misalnya menambahkan bintang tamu pada serial reguler, membuat promosi yang tidak biasa, mengubah durasi menjadi lebih panjang, dll. Ini hanya bisa dilakukan sekali-sekali mengingat biaya yang kadang lebih besar dan tidak bisa terus menerus.

prinsip editing

Selasa, 27 Januari 2009


DIMENSI EDITING
Hakekat/inti dr dimensi editing adalah KETERHUBUNGAN. Sebuah shot apabila disambung dengan shot lain, maka pasti kedua shot tersebut memiliki HUBUNGAN, baik secara grafis, ritmis (irama), spasial (ruang) dan temporal (waktu).
* Sambungan shot-shot dalam film-film naratif memiliki keempat dimensi/hubungan tersebut, sementara dalam film-film abstrak atau film-film atau film-film non-figuratif (tak ada tokohnya, jadi tak bercerita) hanya memiliki dimensi grafis dan ritmis saja.

1 Dimensi Grafis
* Setiap shot pasti punya nilai grafisnya, taitu:
- garis
- bentuk
- cahaya
- warna
- gerak (bisa gerak subyek, gerak kamera ataupun gerak kombinasi subyek dan kamera)

* Maka bila sebuah shot disambung dengan shot lain PASTI ada hubungan grafis. Hubungan/dimensi grafis yang terjadi bisa berupa graphic match ataupun graphic contrast.
2 Dimensi Ritmis

* Sebuah shot disambung dengan shot lain PASTI ada hubungan ritmis (irama).
* Irama yang ada dalam film-film itu sebenarnya ada 2 jenis, yaitu:
- IRAMA INTERNAL: yaitu irama yang ada di dalam setiap shot itu sendiri
- IRAMA EKSTERNAL: yaitu irama yang dihasilkan oleh persambungan 2 shot atau lebih

* IRAMA INTERNAL terjadi di setiap shot karena di setiap shot itu ada:
- Frame size/type of shot (ukuran besar gambar/frame)
- Gerak (gerak subyek, gerak kamera, gerak kombinasi subyek dan kamera)
- Suara (dialog, efek dan musik)

* IRAMA EKSTERNAL terjadi ketika ada sambungan dan dipengaruhi oleh:
- Durasi shot (panjang pendeknya shot)
- Metode penyambungan (cut-to-cut atau optical effect spt dissolve, fade, dsb)

* IRAMA EKSTERNAL ini bisa kita (pembuat film/sineas) buat berbagai jenis dengan mengatur panjang-pendeknya shot (durasi). Jenis-jenis irama tersebut adalah:
- irama konstan: yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung berukuran (berdurasi) sama
- irama dipercepat (akselerasi): yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung ukurannya makin lama makin pendek
- irama diperlambat: yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung ukurannya makin lama makin panjang
- irama tak beraturan: yaitu dengan cara membuat shot-shot yang disambung ukurannya berubah-ubah secara tak beraturan

* Keempat jenis irama yang dihasilkan oleh durasi ini, mungkin saja bisa dilakukan juga oleh shot itu sendiri, misalnya dengan gerak kamera, tetapi tentu tidak semudah yang dilakukan oleh mengatur durasi shot
3 Dimensi Spasial
* Dengan editing, media film adalah media yang paling efektif dalam menciptakan ruang yang sesuai dengan yang ingin dibentuk oleh pembuat filmnya.

* Melalui editing pula, bisa dihubungkan RUANG DALAM REALITA dengan RUANG DALAM FILM (ruang buatan/artifisial). Juga antara yang interior dan eksterior. Contoh film Hitchcock “The Birds”

* Ketersambungan antara 2 shot atau lebih yang bisa menciptakan ruang baru yang ada di dalam kepala penonton itu disebut sebagai koeksistensi spasial (ruang yang berdampingan)

4 Dimensi Temporal

* Dengan editing pula, film paling mampu “mempermainkan” (memanipulasi) waktu penceritaan
* Waktu penceritaan (time of the story) dibagi 3 unsur:
- Urutan
- Durasi
- Frekuensi

* URUTAN
Waktu penceritaan bisa memiliki struktur waktu yang:
- berurutan (linear)
- tak berurutan (non-linear), bisa dilihat dengan adanya flashback maupun flashforward

* DURASI
Panjang-pendeknya waktu penceritaan berdasarkan kebutuhan dramatisasi cerita. Maka dalam durasi cerita bisa saja dibuat:
- waktu penceritaan diperpendek, yaitu waktu penceritaan hanyalah memperlihatkan waktu peristiwa yang perlu/penting diperlihatkan untuk penonton saja sehingga sebenarnya ada waktu yang hilang. Biasa disebut juga dengan ELIPSIS atau penghilangan waktu yang tak diperlukan
- waktu penceritaan diperpanjang, yaitu waktu penceritaan ditambah panjangnya dari waktu yang sebenarnya sebuah peristiwa terjadi untuk kebutuhan dramatisasi cerita. Hal ini bisa juga EKSPANSI atau pemanjangan waktu penceritaan.

Editing eliptis tersebut di atas bisa didapat dengan cara:
- optical effect
- dengan frame kosong
- cutaway
- jumpcut

Note: kalau tidak melalui editing, tapi ingin mencapai elipsis waktu, bisa dilakukan dengan mem-fast-motion-kan shot itu sendiri

Sementara ekspansi waktu tersebut di atas bisa didapat dengan cara:
- slowmotion
- freeze-frame
Atau kalau dengan editing, bisa dilakukan pemanjangan (ekspansi) waktu penceritaan dg:

* FREKUENSI

Yaitu suatu pengulangan suatu aksi untuk kebutuhan dramatisasi (seperti adegan ledakan, atau benda/tokoh yang jatuh) ataupun penyampaian suatu maksud tertentu (seperti dalam film Pierre, Le Fout/Pierre, the Crazy, dari Godard), sehingga menciptakan waktu penceritaan yang lebih panjang.

Where is The Miracle

Selasa, 13 Januari 2009






The Real Terorism (Something you are not see on TV)

 
FaceBlog © Copyright 2009 daru | Blogger XML Coded And Designed by Edo Pranata